Sejarah Kelas 10 Semester 1

  • Zaman Pra-Aksara
Dahulu istilah prasejarah lebih populer untuk menjelaskan periode kehidupan manusia belum mengenal tulisan. Namun, sekarang dalam buku Sejarah Indonesiakurikulum 2013 lebih memilih praaksara. Alasannya,  manusia pada masa sebelum mengenal tulisan sudah meninggalkan sejarah dalam bentuk tradisi lisan berupa dongeng, cerita rakyat. Bangsa kita justru hidup lebih lama dalam tadisi lisan dibandingkan tradisi tulisan. Bangsa kita mengenal tulisan pada abad ke-IV masehi, yaitu sejak ditemukannya yupa dari Kerajaan Kutai.


Zaman praaksara adalah periode yang panjang sekali. Zaman praaksara akan juga  membahas evolusi bumi hingga manusia ada. Praaksara secara geologi terdiri menjadi empat periode. Pertama, azoikum. Zaman ini diperkirakan terjadi 4,5 milyar tahun lalu, yaitu dimulai terbentuknya tata surya dan bumi. Kedua, paleozoikum. Zaman ini diperkirakan terjadi ratusan juta tahun lalu dan dihuni kehidupan mahkluk mikroskopis dan tumbuhan konifer. Ketiga, mesozoikum. Zaman ini diperkirakan terjadi puluhan juta tahun. Zaman ini dibagi lagi menjadi tiga periode. Periode triasjurakreta. Pada periode jura hewan dinosaurus muncul dan berkembang biak dalam jumlah besar. Ada beberapa teori yang menjelaskan kepunahan dinosaurus. Dinosaurus punah karena ada sejumlah meteor yang jatuh ke bumi. Diperkirakan terdapat meteor berdiameter sepuluh kilometer yang menghantam bumi. Hal itu menimbulkan abu vulkanik yang meluas sehingga sinar matahari terhalang. Tumbuhan yang menjadi makanan hewan-hewan besar tersebut akhirnya tidak dapat berfotosintesis. Kemudian, dinosaurus dan hewan-hewan besar lainnya akhirnya mengalami kepunahan. Teori lainnya mengatakan bahwa dinosaurus tidak menghirup oksigen, tetapi karbon dioksida. Karena suhu bumi mulai hangat, sejumlah tumbuhan yang dapat berfotosintesis bermunculan. Lalu, lambat laun dinosaurus punah karena jumlah oksigen lebih banyak ketimbang karbon dioksida. Keempat, neozoikum. Zaman ini dibagi dua, yaitu zaman tersier dan kuarter. Pada zaman kuater dibagi dua periode lagi, yaitu pleistosen dan holosen. Spesies Homo sapiens (manusia cerdas) hidup pada periode holosen.

Masa praaksara di Nusantara dibagi menjadi beberapa bagian menurut perkembangan teknologinya. Berikut ini penjelasannya:

1. Masa paleolitikum

Pada masa ini manusia masih berburu dan mengumpulkan makanan. Manusia pada masa ini masih sangat mengandalkan alam sekitar dalam memenuhi kebutuhuan hidupnya sehingga mereka masih nomaden (berpindah). Manusia pendukung budaya ini adalah Pithecanthropus Erectus dan Homo wajakensis. Jenis perkakasnya, yaitu kapak perimbas yang digunakan untuk mengorek umbi-umbian dari dalam tanah. Manusia purba yang primitif adalah Meganthropus paleojavanicus yang ditemukan oleh Von Koningswald di wilayah Sangiran (sebuah desa di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah) pada tahun 1939.


2. Masa mesolitikum

Peralatan hidup pada masa ini lebih beragam, yaitu kapak gengam, alat serpih, kapak Sumatera, flakes atau alat yang terbuat dari tulang. Kehidupan masyarakatnya mulai semi nomaden. Mereka tinggal di gua-gua tau pinggir pantai. Kebudayaan gua tersebut akhirnya meninggalkan kjokkenmodinger atau sampah dapur yang merupakan timbunan kerang ribuan tahun yang telah membatu. Manusia pada zaman ini telah mengenal kepercayaan berupa penyembahan terhadap hewan tertentu yang berkekuatan magis (totemisme).

3. Masa neolitikum

Manusia pada zaman ini sudah mulai hidup menetap (sedenter) karena sudah mengenal bercocok tanam. Pendukung budaya ini adalah manusia modern atau Homo sapiens. Manusia pada zaman ini sudah mengenal api karena mereka hidup dengan sitem ladang berpindah—membuka ladang dengan membakar hutan. Peralatan mereka sudah mulai halus, yaitu kapak lonjong. Mereka juga sudah mengenal kepercayaan yang sederhana seperti kepercayaan terhadap roh nenek moyang (aninisme) dan kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat (dinamisme)kepercayaan terhadap segala sesuatu yang dianggap berkekuatan magis (pantheisme). Mereka juga telah mengenal perlatan dari tanah liat (gerabah). Pada masa ini juga berkembang tradisi megalitik, manusia membuat bangunan-bangunan besar untuk pemujaan kepada nenek moyang, antara lain: menhir (tugu batu), dolmen (meja batu), sarkofagus (peti batu), waruga (peti kubur batu), punden berundak.

4. Masa perundagian (logam)

Pada masa perundagian atau pertukangan telah ditemukan logam shingga peralatan terbuat dari logam. Nusantara hanya mengalami dua zaman, yaitu zaman besi dan zaman perunggu, sedangkan Eropa mengalami tiga zaman logam, yaitu ditambah zaman tembaga. Peralatan yang dibuat sudah canggih. Perkakas dan benda-benda yang banyak ditemukan di Nusantara adalah yang terbuat dari perunggu. Selain membuat perkakas seperti kapak corong yang terbuat dari perunggu, mereka juga membuat genderang perunggu (nekara) untuk keperluan upacara keagamaan. Nekara Pejeng banyak ditemukan di desa Manuba, Bali. Nekara Selayar banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean dekat Sumbawa, Roti, Leti, sleayar, dan di  kepualauan Kei. Di kepulauan Alor, NTT juga ditemukan nekara berukuran kecil (moko). Teknik pembuatan logam pada waktu itu dengan dua cara. Pertama, a cire perdue (lilin hilang). Kedua, bivalve (setangkup) dengan cetakan dari batu tua kayu.Namun, kebudayaan logam sebenarnya tidak asli dari kebudayaan nenek moyang kita. Kebudyaan logam itu datang dari Dongson—daerah di dekat teluk Tonkin di daerah Vietnam sekarang.

Iklim di Eropa yang dingin membuat mereka memiliki tradisi menimbun (stock). Hal itu mendorong mereka menjelajah samudera untuk mencari daerah-daerah yang kaya sumber daya alam. Penjajahan Asia, Afrika, Amerika oleh bangsa Eropa adalah sebuah kewajaran jika dilihat dari latar belakang budaya Eropa yang dingin dan kurang berlimpah sumber daya alam.
  • Masuk Hindu-Budha ke Indonesia

Agama Hindu lahir diperkirakan 1.500 SM di tanah india. Agama ini merupakan agama tertua yang memiliki konsep ketuhanan yang kompleks. Namun, agama Hindu sering dianggap sebagai agama yang polytheisme yang menyembah banyak dewaTiga dewa utama atau trimurti yang mereka percayai, yaitu Dewa Siwa (Dewa Penghancur)Dewa Brahma (Dewa Pencipta) dan Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara). Agama Hindu yang dibawa Bangsa Arya membagi masyarakat dalam kelas-kelas sosial. Kasta tertinggi, yaitu brahmana atau golongan pendeta. Kasta berikutnya, yaitu ksatria atau golongan raja, bangsawan, prajurit. Kasta berikutnya, waisya atau golongan pedagang. Lalu, kasta sudra, yaitu petani.

Agama Budha yang diperkirakan lahir 500 SM juga lahir di tanah India. Karena lahir di tanah India, agama Budha dan Hindu memiliki kesamaan yaitu mengenal konsep reinkarnasi atau kelahiran kembali manusia. Baik agama Hindu dan Budha memandang kematian manusia adalah fenomena alam yang biasa dan bukan sebuah momok yang ditakuti. Mereka beranggapan jiwa manusia tidak dapat dihancurkan. Kelahiran agama Budha dipelopori Pangeran Sidharta. Agama Budha lahir sebagai kritik terhadap agama Hindu yang mengenal kasta sehingga terjadi ketidakadilan.

Kerajaan Kutai, Tarumanegara dan Kalingga

Ada beberapa teori yang masuknya Hindu-Budha ke Nusantara. Teori pertama adalah teori brahmana. Teori ini menjelaskan bahwa agama Hindu-Budha dibawa oleh kaum pendeta yang diundang oleh penguasa lokal di Nusantara. Sebagai contoh kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Silsilah raja yang pertama adalah Raja KudunggaKudungga adalah nama penguasa lokal. Ia telah mendapat pengaruh Hindu, tetapi masih mempertahankan nama lokalnya. Nama India baru disandang anaknya—Raja Aswawarman, yang dianggap sebagai pendiri dinasti atau wamsakarta. Bukti lainnya, peninggalan yupa kerajaan Kutai dan berbagai prasasti kerajaaan Tarumanegara, Kalingga, dan kerajaan Hindu-Budha lainnya berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pallawa. Bahasa dan tulisan tersebut hanya dikuasai golongan brahmana. Namun, terori ini memilki kelemahan, yaitu kaum brahmana dalam kepercayaan Hindu kuno tidak boleh menyeberangi lautan. Teori berikutnya adalah teori waisya. Teori ini menjelaskan masuknya agama Hindu-Budha ke Nusantara lewat perdagangan. Para pedagang Gujarat (India) telah berdagang ke Nusantara sejak abad ke-1 M.

Kerajaan Kutai dan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua. Kutai dan Tarumanegara diperkirakan berdiri kira-kira 400 Masehi. Puncak kejayaan kerajaan Kutai pada masa pemrintahan Raja Mulawarman. Raja Mulawarman dikenal dermawan dan sangat menghormati kaum brahmana. Dalam sebuah yupa dicatat bahwa ia tealah memberikan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Purbacaraka beranggapan pusat kerajaan Tarumanegara berada di Bekasi. Ada tujuh buah prasasti yang merupakan peninggalan Tarumanegara. Dua prasasti yang terkenal itu adalah prasasti Tugu di Cilincing, Jakarta Utara dan prasasti Ciaruteun di Bogor. Prasati Tugu berisi tentang penggalian sungai Candragbaga dan saluran Gomati sepanjang 11 km untuk keperluan irigasi. Kita dapat simpulkan teknologi pertanian pada masa kerjaaan Tarumanegara telah berkembang maju. Prasasti Ciareuten berisi tentang pernyataan kebesaran Raja Purnawarman yang menganggap dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu. Pada prasasti ini terdapat cap kakinya.

Kerajaan berikutnya yang bercorak Budha adalah Kalingga. Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah. Tidak banyak bukti peninggalan dari kerajaan ini. Kita justru mengetahui keberadaan dan kejayaan Kalingga dari berita Dinasti Tang. Kerajaan Kalingga dipimpin oleh seorang ratu yang tegas yang bernama Ratu Sima sehingga kerajaannya makmur. Dalam kisahnya ia berani menegakkan hukum tanpa pandang bulu termasuk kerabat istananya sendiri. Satu kebarat istananya dipotong kakinya karena melanggar keketapan Ratu Sima.

Pesan Moral

1. Satu hal yang dapat kita pelajari dari agama Hindu, yaitu toleransi. Kita tidak boleh menghakimi agama lain berdasarkan kebenaran agama kita. Bukankah pemeluk agama lain itu juga memiliki kebenaran yang mereka yakini juga sama seperti kita.
2. Penegakan hukum merupakan prasyarat terjadi masyarakat adil dan makmur. Negara RRC pada tahun 1960-an miskin dan masih merupakan negara agraris sama seperti Indonesia kini muncul sebagai negara industri yang dapat disejajarkan dengan negara-negara Eropa dan AS. Mereka berhasil bermetamorfosis— berubah 1800 dalam tempo tak sampai setengah abad. Satu dari beberapa kiat suksesnya yaitu penegakan hukum. Korupsi di RRC dijatuhi hukuman mati. Meskipun RRC berideologi komunis, RRC tetap berkomitmen terhadap kewajiban negara untuk menyejahterakan rakyatnya.
Tambahan :
  • Laurasia : Superbenua yang terdiri dari Eropa, Asia, dan Amerika Utara
  • Gondwana : Superbenua yang terdiri dari Afrika, Amerika Selatan.

 

Tiga kerajaan Hindu-Budha


Nusantara mengenal kerajaan sejak mendapat pengaruh Hindu-Budha dari India. Hubungan dagang dengan pedagang Gujarat (India) telah berlangsung sejak permualaan masehi. Cukup banyak kerajaan yang muncul. Tulisan singkat ini hanya membahas tiga kerajaan saja. Di dalamnya kita akan belajar bagaimana Sriwijaya membangun perekonomian mirip dengan Singapura yang memiliki kebijakan wajib transit bagi penerbangan internasional yang berwisata dari negara-negara Barat ke Indonesia (Bali), kerukunan antarumat beragama pada zaman Mataram Kuno, maupun membangun peradaban lewat karya sastra dari kerajaan Kediri.

Sriwijaya


Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Budha terbesar di Nusantara. Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-7 hingga abad ke-14. Kerajaan ini cukup lama berdiri karena letaknya strategisdilalui jalur perdagangan internasionalPusat kerajaannya awalnya berda di sekitar Palembang atau dekat sungai Musi. Pada waktu itu para pedagang Tiongkok yang akan ke India pasti singgah di Sriwijaya untuk melakukan bongkar muat. Para pedagang India yang menuju ke Tiongkok pun akan singgah. Para pedagang Tiongkok yang singgah akan membayar pajak. Kerajaan Sriwijaya memberikan keamanan jalur perdagangan laut dari bajak laut sebagai timbal balik dari pungutan pajak tersebut. Keamanan laut itu didukung armada laut yang kuat.

Faktor lainnya yang mendorong perkembangan Sriwijaya adalah runtuhnya kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja. Hal ini telah memberi kesempatan Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritimPuncak kejayaan kerajaan Sriwijaya terjadi pada abad ke-9, yaitu masa pemerintahan BalaputradewaBalaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga (Mataram Kuno) dengan Dewi Tara (Sriwijaya). Hal tersebut diterangkan dalam Prasasti Nalanda.

Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala (India) yang pada saat itu dipimpin Raja Dewapala Dewa. Raja tersebut memberikan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda. Pendirian asrama tersebut dibiayai oleh Balaputradewa. Hal tersebut menandakan Sriwijaya memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama agama Budha dan bahasa Sansekerta bagi generasi mudanya.

Sriwijaya pada masa pemerintahan Marawijayottunggawarman telah mengenal struktur pemerintahan. Seorang rakryan—wakil raja di daerah, diutus untuk mengurus setiap daerah kekuasaan. Daerah kekuasaan Sriwijaya cukup luas, yaitu meliputi sebagian besar Sumatera, pulau-pulau sekitar Jawa bagian Barat, sebagian Jawa Tengah, Kalimantan bagian Barat, dan Semenanjung Melayu.

Sriwijaya mengalami kemunduran karena beberapa hal. Pertama, pusat pemerintahan Sriwijaya tidak lagi di dekat pantai. Hal itu terjadi karena Sungai Musi makin banyak membawa endapan lumpur sehingga pusat pemerintahan sempat dipindahkan ke JambiKedua, banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri. Hal ini disebabkan melemahnya angkatan laut Sriwijaya sehingga pengawasan wilayah-wilayah kekuasaannya makin berkurang. Ketiga, Sriwijaya mendapat serangandari kerajaan-kerajaan lain. Tahun 1077 diserang Colamandala (India). Tahun 1275 dilakukan Ekspedisi Pamalayu oleh Raja Kertanegara dari Sriwijaya yang menyebabkan Melayu melepaskan diri. Tahun 1377 armada angkatan laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.

Mataram Kuno

Mataram Kuno adalah kerajaan yang berdiri pada pertengahan abad ke-8 di Jawa bagian Tengah. Pusat kerajaan belum dapat dipastikan. Ada yang menyebutkan di Medang. Yang lainnya memperkirakannya di Toh Pitu. Kerajaan ini dipimpin oleh dua dinasti yang silih berganti, yaitu Dinati Sanjaya yang bercorak Hindu dan Dinasti Syailendra yang bercorak Budha. Menurut Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, Raja Sanna telah digantikan oleh Raja Sanjaya.

Mataram Kuno memiliki kedekatan sejarah dengan Sriwijaya. Dalam Prasati Sojomerto diperkirakan Dapunta Syaliendra berasal dari Sriwijaya dan menurunkan Dinasti Syailendra. Dapunta Syailendra diperkirakan yang menurunkan Sanna, sebagai raja di Jawa. Setelah Raja Sanjaya wafat, ia digantikan oleh puteranya Rakai Panangkaran. Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Budha. Pada masanya didirikan Candi Kalasan dan arca Manjusri.

Setelah kekuasaan Panangkaran berakhir, timbul persoalan dalam dinasti atau keluarga kerajaan Syailendra. Hal itu terjadi karena adanya perpecahan antara anggota keluarga yang sudah beragama Budha dan keluarga yang masih memeluk agama Hindu (Syiwa). Keluarga Syailendara yang beragama Hindu berkuasa di Jawa bagian Utara. Mereka meninggalkan kompleks Candi Dieng dan kompleks Candi Gedongsongo. Sementara yang beragama Budha meninggalkan candi-candi, seperti Ngawen, Mendut, Pawon, dan Borobudur di Selatan Jawa.

Perpecahan dalam keluarga Syailendra tidak berlangsung lama. Keluarga itu bersatu kembali melalui perkawinan Rakai Pikatan yang beragama Hindu dengan Pramudawardani—putri Samaratungga, yang beragama Budha. Perkawinan itu terjadi pada tahun 832 M. Kerukunan antarumat beragama bahkan telah terjadi pada abad ke-9 di Mataram Kuno. Hal itu ditandai dari beberapa bukti. Pertama, Candi Prambanan sebagai mahakaraya Dinasti Sanjaya yang bergama Hindu ternyata memiliki arstitektur Budha. Kedua, Candi Prambanan terletak tidak jauh dari Candi Sewu dan Palosan yang bercorak agama Budha. Ketiga, tidak ditemukan kerusakan pada bangunan Candi Prambanan (Hindu) dengan candi bercorak Budha lainnya seperti Sewu dan Palosan yang berdekatan.

Kita yang pernah berwisata ke Yogyakarta biasanya juga akan mengunjungi Candi Borobudur. Kita mengira Borobudur berada di provinsi Yogyakarta karena letaknya tidak jauh dari Yogyakarta. Namun, Borobudur sebenarnya berada di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan Oleh Raja Samaratungga pada abad ke-9. Borobudur sebenarnya bukan candi, melainkan sebuah stupa besar. Dalam agama Budha stupa merupakan perwujudan dari makrokosmos yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kamadatu, rupadatu, dan arupadatuKamadatu merupakan alam bawah, bagian ini berada di bagian bawah Borobudur. Relief kamadatu terdapat relief atau gambar yang agak vulgar yang menandakan manusia yang masih terikat hawa nafsu. Pada kamadatu dijumpati relief karmawibangga, yaitu hukum sebab-akibat yangmerupakan hasil perbuatan manusia. Pada rupadatu dijumpai relief manusia yang terikat hawa nafsu makin berkurang karena digambarkan manusia berusaha lepas dari hawa nafsu. Arupadatu adalah alam atas, yaitu tempat para dewa. Bagian ini berada pada tingkat ketiga, termasuk stupa induk berada di atas rupadatu. Cara membaca relief pada dinding Borobudur yaitu searah jarum jam.

Sebagai candi pemujaan, Borobudur berhubungan dengan Candi Mendut dan Candi Pawon. Ketiga candi itu menunjukkan proses ritual keagamaan. Mula-mula ritual keagamaan dilakukan di Candi Mendut. Kemudian, persiapan dilakukan di Candi Pawon dan puncak ritual keagamaan dilakukan di Borobudur.

Kediri


Kerajaan Kediri diperkirakan berdiri abad ke-11 di pulau Jawa. Kehiupan politik pada awal berdirinya ditandai dengan perang saudara antara Jenggala dan Panjalu. Perang dimenangkan oleh PanjaluPada tahun 1104M tampil keajaan Panjalu dengan rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal dengan Kerajaan Kediri dengan ibukotanya di Daha.

Kerajaan Kediri adalah kerajaan pertama yang mempunyai sistem administrasi kewilayahan berjenjang. Hierarki (tingkatan) kewilayahan dibagi tiga jenjang. Struktur paling bawah dikenal dengan thani (desa). Desa ini terbagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dimpimin seorang duwan. Setigkat lebih tinggi di atasnya disebut wisaya, yaitu sekumpulan desa-desa. Tingkatan paling tinggi yaitu negara atau kerajaan yang disebut dengan bhumi.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri sangat maju. Rakyat hidup makmur. Mata pencaharian utamanya adalah bertani. Pelayaran dan perdgangan juga berkembang. Hal tersebut didukung armada lautnya yang kuat sehingga menjamin keamanan perairan Nusantara. Sriwijaya bahkan pernah mengakui kebesaran Kediri, yang telah mampu mengembangkan pelayaran dan perdagangan. Kediri adalah penghasil emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Kesadaran rakyat tentang pajak juga sudah tinggi. Menurut berita dari Tiongkok dan kitab Ling-wai-tai-ta bahkan mengatakan bahwa rumah penduduk pada waktu itu bersih dan teratur—lantainya ubin berwarna kuning dan hijau.

Di bidang kebudayaan, yang menonjol adalah perkembangan seni sastra dan pertunjukan wayang panji. Ada beberapa karya sastra yang terkenal, yaitu Kitab Baratayuda, Kitab Kresnayana, Kitab Smaradahana, Kitab Lubdaka. Isi ceritanya dapat anda baca selengkapnya dalam buku sumber yang dirujuk tulisan singkat ini, yaitu pada halaman 123-124.
Singasari dan Majapahit
Singasari merupakan kerajaan yang memiliki usia paling singkat jika dibandingkan dengan kerajaan Hindu-Budha lainnya. Kerjaaan ini berdiri pada tahun 1222—sejak Ken Arok menyerang Kediri, dan berakhir pada tahun 1292. Ia berhasil mengalahkan Raja Kertajaya dengan bantuan para brahmana. Para brahmana memberontak terhadap karena Kertajaya tidak menghormati mereka selaku pendeta yang memiliki kasta tertinggi dalam sistem masyarakat Hindu kuno. Kerajaan Singasari diperkirakan sekarang berada di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Ken Arok pun sebelumnya membunuh majikannya sendiri, yaitu akuwu Tumapel yang bernama Tunggul Ametung dan merebut istrinya. Pemerintahan Singasari tidak pernah stabil karena sering terjadi pertumpahan darah antara keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung. Sumber sejarah para raja Singasari selanjutnya tertulis dalam Kitab Pararaton.
Puncak kejayaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Kertanegara dalam kehidupan politiknya berupaya melakukan ekspansi atau perluasan wilayah ke wilayah kekuasan Sriwijaya mealui Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275. Dalam politik luar negeri didapati ia tidak mau tunduk kepada pemerintahan Cina di bawah pemerintahan Kubilai Khan. Ia bahkan pernah mempermalukan utusan Kaisar Cina bernama Mengki yang mendatangi istananya.
Kesenian khususnya seni patung berkembang maju pada masa Singasari. Banyak arca atau patung berukuran raksasa. Selain patung drawapala yang berukuran 40 ton, ada juga patung perwujudan Kertanegara yagn lebih dikenal dengan sebutan Joko Dolok. Singasari tidak banyak meniggalkan candi. Namun, ada sejumlah candi sebagai pertanda peradaban Singasari, seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Jawi, Candi Singosari.
Kehidupan keagamaan Hindu-Budha berkembang dengan baik pada zamannya. Ia sendiri menganut Syiwa-Budha dengan aliran Tantrayana. Kehidupan politik dan kemasyrakatan sudah teratur. Hal ini dikarenakan ia pun dibantu penasehat raja. Tim penasehat itu terdiri dari Rakryan i Hino, Rakryan I Halu, dan Rakryan i Sirikan. Namun, sayang takhtanya tidak bertahan lama karena pemberontakan Jayakatwang. Jayakatwang adalah sepupu, ipar dan sekaligus besan dari Kertanegara.
Menantu dari Raja Kertanegara yang bernama Raden Wijaya berhasil meloloskan diri dalam pemberontakan Jayakatwang yang menewaskan Kertanegara. Ia akhirnya membuka sebuah hutan dan mendirikan kerjaan baru bernama Majapahit. Menurut Kakawin Negarakertagama, daerah kekuasan Majapahit nantinya paling luas jika dibandingkan dari Kerajaan Hindu-Budha sebelumnya. Wilayahnya meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, sebagain Filipina dan Tumasik.
Banyak pemberontakan pada masa Majapahit. Pemberontakan Kuti pada 1319 adalah pemberontakan yang sempat menguasai ibukota Majapahit. Namun, pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh seorang tokoh yang nantinya menjadi mahapatih yang bernama Gajah Mada. Sejak itu karier Gajah Mada melonjak. Ia nanti menjadi patih. Puncak kejayaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang dibantu patihnya Gajah Mada.
Perekonomian berkembang maju pada masa Hayam Wuruk. Berikut ini beberapa kota pelabuhan penting di Jawa Timur pada masa Majapahit Gresik, Tuban, Sedayu, dan Surabaya.
Untuk menjadi pemerintahan yang bersih dan berwibawa pada masa Majapahit dibentuk badan peradilan bernama saptopati. Struktur pemerintahan Majapahit tertata rapih. Majapahit juga menjalin hubungan politik luar negeri dengan kerajaan lain, seperti Siam, Birma, Kamboja, Anam, India, dan Cina. Dalam membina hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal moto “mitreka satata” yang artinya negara sahabat. Terbunuhnya Sri Baduga, permaisuri dan pengikutnya dalam peristiwa Bubat tahu 1351 merupakan kegagalan politik Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Sejak saat itu Hayam Wuruk memecat Gajah Mada dan hubungan mereka kurang harmonis.
Candi Ceto dan Candi Suku merupakan candi peninggalan Majapahit. Kedua candi tersebut berukuran relatif kecil. Candi peninggalan Majapahit berukuran relatif kecil karena candi-candi tersebut dibangun pada masa akhir keruntuhan Majapahit. Sebagai kerajaan yang bergantung pada bidang pertanian dan perdagangan, pengaruh Majapahit terhadap kepuluan Nusantara semakin berkurang pada akhir abad ke-14 M dan abad ke-15 M. Pada abad ke-14 M didapati Malaka muncul sebagai sebuah negara transito yang sukses dan menarik perhatian para pedagang Islam, tetapi kerajaan ini harus mengimport bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Keberadaan candi-candi merupakan akulturasi antara kebudayaan asli bangsa-bangsa Nusantara dengan India. Percampuran antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan bangsa-bangsa di Nusantara masih menunjukkan ciri khas budaya masing-masing. Mayat seorang raja dalam tradisi Hindu dibakar. Alasan pembakaran mayat, yaitu penduduk dapat melakukan penghormatan terakhir pada rajanya dan roh raja dapat bersatu kembali dengan dewa yang dulu menjelma dalam diri raja. Pola dasar kebudayaan Indoensia sejak dahulu hingga kini adalah selalu bersifat terbuka dan akomodatif terhadap kebudayan asing yang datang.
Etimologi/ Asal Kata

·         SEJARAH
Diambil dari bahasa Arab “syajarahtun” yang berarti pohon. Akar kata ini menceritakan pohon silsilah yang menguraikan riwayat keturunan keluarga. Contoh : Silsilah Yesus Kristus diceritakan dalam Kitab Matius pasal 1-28 keturunan sebelum Yyesus kahir dari silsilah Adam : 14 keturunan ke Daud dan 14 keturunan ke Yesus.

·         History (Inggris)
History/ Istor : orang pandai

Pengertian Sejarah
Sejarah adalah ilmu yang mengkaji terjadinya peristiwa.

Berbagai Pandangan tentang Sejarah
1.      Sejarah sebagai Seni
Sejarah adalah seni sastra yang menceritakan apa, bagaimana, mengapa peristiwa terjadi
2.      Sejarah sebagai ilmu
Sejarah adalah disiplin yang menjelaskan terjadinya peristiwa dengan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Metode Ilmiah Sejarah
a1.     Penentuan Tema
b2.     Heuristik ( pengumpulan sumber )
c3.      Kritik
d4.     Interprestasi / penafsiran
e5.     Histeriografi / Penulisan karya sejarah

Definisi & Karakteristik Sejarah
  • Sejarah : ilmu yang berupaya merekonstruksi peristiwa-peristiwa & human interest atau pengalaman manusia, seperti penderitaan, perjuangan, gaya hidup, dll.
  • Peristiwa sejarah itu unik artinya tidak ada peristiwa yang terulang sama persis.


Perbedaan sejarah & ilmu sosial lainnya

  • Sejarah bersifat diakronik atau memanjang dalam waktu jadi, sejarah sangat mentingkan kronologi/ urutan waktu.
  • Ilmu sosial bersifat sinkronik (politik, ekonomi, sosiologi ). Sinkronik : melebar dalam ruang.Artinya ilmu sosial lainnya tidak terlalu mementingkan kronologi. Mereka lebih mengutamakan generalisasi & pola fenomena sosial.

Comments

Popular Posts